top of page
  • Writer's pictureNovinta Dhini Soetopo

Ada Apa Dengan 'Once Upon A Time in Hollywood' karya Quentin Tarantino?

Updated: Dec 18, 2020

Postingan ini akhirnya saya buat berdasar dari segala kritikan--yang tidak berdasar, terhadap Once Upon A Time In Hollywood.

Jk.

sebenarnya saya bisa melihat mengapa banyak orang yang tidak suka. Hanya saja, semenjak OUATIH... ya maaf ya. Saya singkat karena judulnya kepanjangan. Agak males kalo harus ngetik ngulang-ngulang hhe. Anyway, semenjak OUATIH rilis, banyak sekali komentar tentang betapa film ini sangat buruk atau terburuk dari Tarantino. Sayangnya belum ada yang bisa menjelaskan secara detail dan memberikan argumen yang relevan dan kuat atas kritik mereka. Sebagai seorang pengagum Tarantino dan pendamba karyanya, film ini pun bukan yang paling saya cintai, tapi juga bukan yang terburuk. Kenapa? Yuk kita kulik.

(Oh iya, perlu diketahui sayapun bukan seorang expert, dan hanya pencinta film biasa. Bukan seorang yang luar biasa. Jadi ingat ya.. ini hanya..opini saya)





ONCE UPON A TIME IN HOLLYWOOD..

adalah film yang dengan plot yang lemah?

Bisa jadi, tapi secara garis besar, sejak awal, film ini tidak pernah menjanjikan sebuah plot.




Kenapa bisa begitu? bukankah sebuah film harus berdasarkan sebuah premise cerita yang menarik untuk membuatnya, menarik? Kamu benar. Tapi aturan itu tidak selalu berlaku. Film tidak melulu harus dinilai dari satu sisi saja. Hal ini berlaku juga bagi penilaian terhadap kesenian-kesenian lain, bahkan apapun yang ada di dunia ini. Tapi bicara khususnya film, banyak sekali hal yang bisa menjadi aspek pertimbangan penilaian. Termasuk OUATIH. Masih ada gaya pengarahan, visual, konsep, teknik kamera, performa aktor, tema naskah, desain artistik dll--yang menurut saya luar biasa. Pola penuturan cerita OUATIH barangkali bukan hal yang kamu sukai, tapi jangan lupakan aspek-aspek lain.


Apakah kamu akan menyampahi utuh sebuah karya hanya karena kamu gagal mengerti apa yang ingin disampaikan senimannya? atau semata-mata karena tidak sesuai dengan ekspektasi maupun preference mu?


OUATIH...adalah film yang membosankan?

Hal ini bisa dimengerti terkait perkembangan cerita yang lambat dan tanpa konflik-konflik besar, terlebih dengan durasi film yang cenderung panjang dan dibutuhkan kesabaran penuh untuk mencapai ending dimana terjadi klimaks. Hal ini bagi beberapa orang tentu menjadi sedikit menyebalkan. Hanya saja, untuk mengerti keadaan ini dibutuhkan usaha lebih untuk mendapatkan jawaban.

Kondisi pertanyaan:

  • Terlalu banyak adegan dimana tokoh-tokoh strolling around Los Angeles. Melakukan hal-hal biasa and just trying to have a good time. Why is that?

  • Semua tokoh di OUATIH memiliki cerita. Memiliki potensi kedalaman karakter tapi tidak dieksploitasi. Why is that?

  • Why no many violence? Why just at the ending? Juga, sebentar banget. Why is that?

Coba perhatikan. Darimana pertanyaan itu berasal? Simply because its just not Tarantino's usual. Dari sini kita bisa mendapat kesimpulan bahwa everything is intentional.

Tarantino sengaja membuatnya sedemikian rupa.

Filmnya biasanya memiliki pacing yang baik, pas dan cenderung cepat. Tapi OUATIH tidak. Dalam OUATIH juga tidak banyak eksploitasi kekacauan, kekerasan, atau mengeksploitasi motivasi dari tokoh-tokoh. Membelot dari apa yang orang kira sebagai kebiasaaan Tarantino, dan terlebih membelot dari ekspektasi penonton kebanyakan, bisa saya bilang.


Akhirnya semua masalah mengerucut kepada, kenapa ia membuat film ini?

Ketika kamu menonton OUATIH, sekalipun amatir, kamu akan sadar: 'Oh I guess this is what he likes huh'. Dan betul saja, film ini merupakan representasi dan tribute dari segala hal yang ia cintai: Old Hollywood, and old cinemas. I know, how do you supposed to know about that? Itu yang saya maksud dengan membelot dari ekspektasi orang kebanyakan, karena film ini tidak untuk semua kalangan. Tapi toh film Tarantino memang tidak pernah untuk semua orang. Hanya saja, memang, pasar OUATIH lebih sempit lagi.

Menurut saya OUATIH dibuat untuk dimengerti secara eksklusif, bagi penggemar beratnya. Penggemar Tarantino tahu betul betapa ia menghargai sinema-sinema klasik dan betapa hal tersebut memberi sumbangsih besar terhadap kekayaan intelektualnya tentang sinema.


Juga, jika kamu perhatikan, sebenarnya judul dari OUATIH is very self explanatory.....


"Once...Upon A Time....in Hollywood......"


Film ini adalah sebuah kisah tentang apa yang terjadi di Hollywood.

Its...a slice of life.


OUATIH merupakan sebuah kompilasi tribute atas hal-hal yang Tarantino cintai, dimana hal itu dibumbui dengan beberapa cerita sampingan tentang kehidupan beberapa orang yang tinggal di Hollywood (Sharon Tate, Rick Dalton, bahkan Manson dkk).

Saya rasa Tarantino benar-benar full on fanboying mode dengan film ini. Selayaknya dia menunjukkan tur kepada para penggemarnya, "Ini, lihat, saya suka ini. Kamu tahu? Dan oh. Ini film personal".

OUATIH barangkali bukan yang paling saya cintai, tapi tentu mendapat tempat di hati saya karena betapa personalnya film ini bagi Tarantino. Adalah sangat menyenangkan bisa merasa dekat dengan idolamu, bukan?

Selain itu saya juga berpikir bahwa Tarantino mencoba membuat ending alternatif yang adil atas nama Sharon Tate dan teman-temannya yang menjadi korban pembunuhan Manson dikehidupan nyata. Dan faktanya (berdasar riset), memang itu yang ia lakukan.




Overall, this film is just him vibing around in the 70's Hollywood while trying to make the experience as real and as beautiful as possible.


Why he made this? Because he wanted to.

Film ini tidak banyak disuka, karena begitu tidak diduga.

But is that Tarantino's fault? No. It is your expectation.


Tarantino sudah membuat 8 film sebelum OUATIH. Hampir seluruhnya mendapat apresiasi luar biasa. Apakah mungkin Tarantino cukup goblok untuk seketika menurunkan kualitasnya secara drastis ketika saya sendiri yakin, ia tahu betul apa yang begitu disukai banyak orang tentang karyanya? Apa mungkin Tarantino tiba-tiba dementia dan lupa cara membuat film bagus sedang ia sendiri sudah punya formulanya? I think the fuck not.


He is, taking risk with his crafts, and he couldn't care less.

He had the chance, might as well use it.

He just tryna have fun.

Saya tahu hal ini tidak ideal karena begitu banyak uang yang dihabiskan untuk membuat film ini dan betapa banyak orang yang berharap lain. Tapi sekali lagi, ini Tarantino. Seorang sutradara yang melakukan apa pun yang diinginkannya. Seorang seniman yang selalu mencoba bereksperimen. Jadi hanya perkara kamu mau terima atau nggak.

Juga, sejak kapan sesuatu harus selalu memenuhi ekspektasi semua orang?


Kiranya saya bangga dan salut. Karena sampai saat ini, Tarantino selalu kekeh menjadi dirinya sendiri dan melakukan apa yang ia inginkan. Lebih bangga lagi karena ia mampu membuat orang lain mendanai karyanya sekalipun itu adalah 'eksperimen'. Jika saya adalah seorang sutradara, saya juga mau banget ada orang yang mendanai projek fangirl saya.


At the bottom line, Once Upon A Time In Hollywood is just another Tarantino movie. Its not for everyone, yet it doesnt need to.






P.S: Oh iya, kritik perihal Tarantino is a foot fetish, sexist, misogynist, akan saya bahas terpisah. Bcs in this post we only talk abt the context and the idea behind the movie, not about him as a human being. So shut.

84 views0 comments

Recent Posts

See All

Tale of Mariposa Princess and A Poor Butterfly

There's a big, tall dirty glass box stranded in the middle of nowhere. The Mariposa princess supposed to play but she went too far and found this big, tall dirty glass box that is twice her size. Then

Kenapa Saya Beralih ke Sustainable-Minimalis Living?

Saya mengetahui praktisi gaya hidup sustainable living (minimalism and zero waste) berawal dari Youtube, dari para praktisi veganism. Gaya hidup ini juga terkait dalam mempromosikan gaya hidup ramah l

bottom of page